Wednesday, June 23, 2010

Berkati Kami di Bulan Rejab


Alhamdulillaah, hari ini kita telah memasuki 11 Rejab 1431 Hijriyah dalam hitungan kalender Islam. Bulan Rejab adalah bulan ke tujuh dalam sistem kalender qomariyah islam. Ertinya, dua bulan lagi, insyaallah kita akan memasuki bulan yang istimewa, iaitu Ramadhan. Apakah kita sudah mempersiapkan diri menyambutnya?

DOA DI BULAN REJAB

Rasulullah saw biasa mempersiapkan diri dalam menyambut bulan puasa jauh dari hari sebelumnya. Bahkan ketika beliau melihat awal bulan Rejab, dua bulan sebelum Ramadhan, beliau telah mempersiapkan diri secara rohani. Beliau menundukkan hati dan memasang niat yang suci melalui doanya:
Allaahummaa bariklanaa fii Rajaba wa Sya’ban, wa balighnaa Ramadhaan.
Yaa Allaah, berkatilah kami di bulan Rejab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.
(HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik)

Beliau dengan khusyuk memohon kepada Allah agar memberkati dirinya dan kaum muslimin di dua bulan menjelang Ramadhan. Tanpa keberkatan ini, tentulah hari-hari kita akan berkurang nilainya, apalagi dalam rangka menyongsong bulan yang penuh pahala dan ampunan dari Allah swt.
Demikianlah Rasulullah saw yang telah menjadikan bulan Rejab sebagai titik tolak, sebagai bulan perancangan untuk menyambut Ramadhan.

AMALAN DI BULAN REJAB

Sebagai umat Islam, kita yakin dan percaya dengan melakukan amalan dan ibadah di bulan rejab ada pahala yang sangat istimewa yang berlipat kali ganda. Sama ada dalam ibadat puasa sunat atau ibadat2 sunat yang lain. Tetapi benarkah demikian? Adakah Rasulullaah memberikan contoh atau pernyataan seperti itu?
Berikut adalah pernyataan beberapa ulama tentang hal tersebut.

Setelah menelaah hadis di atas tadi, Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan,” Tidak pernah diriwayatkan dari Nabi saw tentang fadhilat bulan Rejab di hadis-hadis yang lain. Bahkan kebanyakan hadis yang tersebar tentang keutamaan bulan Rajab ini yang disandarkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam adalah dusta…”(Iqtidhaa-ush Shiraatil Mustaqiim).

Sementara itu, al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah dalam risalahnya, Tabyiinul ‘Ajab bi Maa Warada fii Fadhli Rajab menjelaskan, “Tidak muncul satu pun hadis sahih tentang keutamaan bulan Rejab, tidak pula tentang puasanya, tidak tentang puasa tertentu, dan tidak juga tentang mendirikan solat malam tertentu di bulan ini yang dikuatkan oleh sebuah hadis yang layak untuk dijadikan sebagai hujjah.”

Adapun ‘Umrah di bulan Rejab telah disebutkan oleh Ibnu Rajab bahwa “umrah dibulan Rejab itu adalah hukumnya sunat menurut pendapat generasi Salaf. Diantaranya ‘Umar bin Khaththab radhiallahu anhu dan ‘Aisyah radhiallahu anha. (lihat Laathaa-iful Ma’aarif)

BULAN REJAB BULAN MULIA

Meskipun demikian, bulan Rejab adalah salah satu dari bulan-bulan ‘haram‘ atau mulia di sisi Allah swt. Allah berfirman:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram…” (Al Qur’an surat At Taubah: 36)

Di dalam ash Shahihahin terdapat hadis dari Abu Bakrah rahimahullah dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam banwa beliau bersabda:

“Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, dalam setahun itu terdapat dua belas bulan. Empat diantaranya adalah bulan haram (disucikan). Tiga dari empat bulan itu, (jatuh secara) berurutan iaitu Dzulqaidah, Dzulhijah, Muharram. Sedangkan Rajab (yang disebut juga sebagai) syahru Mudhar, terletak diantara Jumada (ats Tsaniyah) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari)
Ibnu Jarir ath Thabari rahimahullah meriwayatkan melalui sanadnya, dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu sehubungan dengan pengagungan Allah terhadap kesucian bulan-bulan ini, beliau berkata,
“Allah Ta’ala telah menjadikan bulan-bulan ini sebagai (bulan-bulan yang) suci, mengagungkan kehormatannya dan menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan-bulan ini menjadi lebih besar dan menjadikan amal soleh serta pahala pada bulan ini juga lebih besar.”
(Tafsir ath Thabari)











 

No comments: